
Patut
juga diperhatikan adanya ketentuan dalam Bab XV KUHP tentang “Meninggalnya
orang yang perlu ditolong” khususnya pasal 304 dan pasal 306 KUHP. Dalam
ketentuan pasan 304 dinyatakan “Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau
membiarkan seorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku
baginya atau karena persetujuan, dia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau
pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
Menurut
Guwandi (2003), konsep penelantaran mempunyai konsep penalaran mempunyai arti
luas, baik dari segi professional maupun pribadi perorangan kewajiban dokter. Pemulangan
pasien dari rumah sakit dalam kondisi yang sebenarnya belum boleh dilakukan
termasuk penelantaran.

Rangkuman kejadian
yang termasuk kategori Euthanasia
No.
|
BENTUK
KEJADIAN
|
EAL
(S)
|
EAL
(TS)
|
EATL
(S)
|
EATL
(TS)
|
EP
(S)
|
EP
(TS)
|
1.
|
Pengobatan yg
mematikan
|
+
|
+
|
||||
2.
|
Pengobatan tidak
mematikan tapi menyebabkan kematian
|
+
|
+
|
||||
3.
|
Tidak member pemberian
|
+
|
+
|
||||
4.
|
Pulang paksa
|
+
|
|||||
5.
|
Menolak rawat
|
+
|
|||||
6.
|
Bunuh diri
|
+
|
+
|
Keterangan :
EAL(S) = Euthanasia Aktif Langsung Sukarela
EAL(TS) = Euthanasia Aktif Langsung Tidak
Sukarela
EATL(S) = Euthanasia Aktif Tidak Langsung
Sukarela
EATL(TS) = Euthanasia Aktif Tidak Langsung Tidak
Sukarela
EP(S) = Euthanasia Pasif Sukarela
EP(TS) = Euthanasia Pasif Tidak Sukarela